Menurut Financial
Accounting Standards Board mendefinisikan materialitas
adalah besarnya nilai penghapusan atau kesalahan penyajian informasi keuangan
yang dalam hubungan dengan sejumlah situasi yang melingkupinya membuat hal itu
memiliki kemungkinan besar bahwa pertimbangan yang dibuat oleh seorang yang
mengandalkan informasi tersebut akan berubah atau terpengaruh oleh penghapusan
atau kesalahan penyajian tersebut.
Konsep Materialitas mengakui bahwa beberapa hal, baik
secara individual atau keseluruhan, adalah penting bagi kewajaran penyajian
laporan keuangan sesuai dengan standar akuntasi keuangan di Indonesia,
sedangkan beberapa hal lainnya adalah tidak penting.
Laporan keuangan mengandung salah saji material apabila
laporan keuangan tersebut mengandung salah saji yang dampaknya, secara
individual atau keseluruhan, cukup signifikan sehingga dapat mengakibatkan
laporan keuangan tidak disajikan secara wajar, dalam semua hal yang material,
sesuai dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia. Salah saji dapat terjadi
akibat dari kekeliruan atau kecurangan.
Istilah kekeliruan berarti salah saji atau penghilangan
yang tidak disengaja jumlahnya atau pngungkapan dalam laporan keuangan.
Kekeliruan mencangkup :
1. Kesalahan dalam
pengumpulan atau pengolahan data yang menjadi sumber penyusunan laporan
keuangan.
2. Estimasi akuntansi
yang tidak masuk akal yang timbul dari kecerobohan.
3. Kekeliruan dalam
penerapan prinsip akuntansi yang berkaitan dengan jumlah, klasifikasi, cara
penyajian, atau pengungkapan.
Dalam
merencanakan suatu audit, auditor harus menilai materialitas pada dua
tingkat penilaian materialitas:
1. Tingkat laporan keuangan karena pendapat auditor mengenai kewajaran meluas sampai
laporan keuangan secara keseluruhan. Materialitas laporan keuangan
adalah salah saji agregat minimum suatu laporan keuangan yang cukup penting
untuk mencegah laporan disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip-prinsip
akuntansi yang berlaku.
2. Tingkat saldo akun karena auditor menguji sald akun dalam memperoleh kesimpulan
keseluruhan atas kewajaran laporan keuangan. Materialitas saldo
akun adalah salah saji minimum yang dapat
muncul dalam suatu saldo akun hingga dianggap mengandung salah saji material.
Tahapan dan faktor-faktor penerapaaan materialitas
yang mempengaruhi pertimbangan:
1. Menetapkan pertimbangan
awal tentang materialitas
Merupakan
suatu pertimbangan profesional dan dapat berubah selama masa penugasan dan
merupakan nilai maksimum yang diyakini auditor merupakan kesalahan penyajian
yang ad pada laporan keuangan tetapi tidak mempengaruhi pengambilan keputusan. Ini
digunakan untuk membantu auditor merencanakan bukti audit yang harus
dikumpulkan
2. Alokasi pertimbangan
awal tentang tingkat materialitas kedalam segmen-segmen
Proses
penetapan bagi setiap akun neraca tentang nilai salah saji yang dianggap
material bagi akun yang didasarkan kepada pertimbangan awal auditor. Ada 3
kelemahan: (1) auditor memiliki ekspektasi bahwa sejumlah akun tertentu
mengandung lebih banyak salah saji daripada akun-akun lain, (2) salah saji
lebih atau salah saji kurang harus tetap dipertimbangkan, (3) biaya audit
mempengaruhi pengalokasian.
3. Mengestimasi total
kesalahan pennyajian yang terdapat dalam segmen
Auditor
melaksanakan prosedur audit bagi tiap segmen audit, maka kertas kerja haru
dipelihara untuk mencatat semua salah saji yang ditemukan. Dan yang diaudit
hanya sampel saja.
4. Mengestimasi kesalahan
penyajian gabungan
Estimasi
atas proyeksi salah saji wajib dilakukan. Nilai proyeksi salah saji bagi tiap
akun kemudian digabungkan dalam selembar kertas kerja.
5. Membandingkan antara
estimasi gabungan dan pertimbangan awal atau pertimbangan yang telah direvisi
tentang tingkat materialitas
Merupakan
total gabungan saji yang akan dibandingkan dengan tingkat materialitas.
2 comments: (+add yours?)
thank you for info :)
sama2 mbaknya :D
Post a Comment